Senin, 20 April 2015

Logika dan Ketepatan Bahasa




Logika dan Ketepatan Bahasa

            Satu pendapat yang banyak dianut masyarakat adalah bahwa bahasa Inggris standar merupakan varian yang “benar/baik/tepat” (correct) sehingga varian-varian lainnya dianggap “tidak benar/baik/tepat”. Kadang-kadang ukuran yang digunakan untuk mendukung pendapat ini adalah bahwa varian standar itu “logis” atau sistematis dan sesuai dengan aturan tertentu (atau dengan kata lain punya aturan-aturan tata bahasa yang jelas), sementara varian-varian non-standar tidak.
            Para ahli linguistik menolak pendapat seperti ini dengan mengajukan argument bahwa bahasa Inggris standar tidaklah lebih “tepat” atau lebih sistematis daripada dialek-dialek/varian –varian lain. Memang orang sering kali merasa perlu untuk tahu dan bisa menggunakan bahasa Inggris standar ketika diperlukan, dan terutama dalam menulis, namun itu tidaklah menjadikan bahasa Inggris standar lebih “baik” atau lebih “tepat”. Sekarang mari kita menelaah argumen-argumen  ini.
            Penerapan logika ke dalam bahasa Inggris tidaklah selalu sukses, namun ketidaksuksesan itu di sisi lain juga tidak membuat orang lalu berhenti untuk mencoba menerapkan logika ke dalam bahasa. Dalam artikel yang dimuat di Evening Standard tanggal 17 November 1988, John Rae mengkritik para ahli linguistik dan pendidikan yang berpendapat bahwa bentuk “we was” (seharusnya “we were”) adalah bentuk dialek tertentu sehingga masih dapat dibenarkan.
            Para ahli linguistik dan pendidikan itu sendiri tidak akan setuju dengan penggunaan “we was” dalam tulisan formal. Termasuk juga para ahli linguistik dan pendidikan yang dikritik oleh John Rae tadi. Pandangan yang dikritik John Rae berusaha untuk mengatakan bahwa biarpun bentuk standar “we were” adalah tepat untuk bahasa tulis namun itu tidaklah membuat bentuk non-standar “we was” menjadi salah total, melainkan hanya sekedar tidak cocok dengan situasinya.
            Hal yang sama juga bisa diterapkan pada bahasa Inggris lisan. Bahasa percakapan yang standar akan lebih sesuai bagi beberapa konteks tertentu daripada bahasa percakapan non-standar. Kalau untuk sementara kita mengenyampingkan faktor kecocokan denagn konteks ini. Masalahnya apakah pendapat bahwa bahasa standar adalah lebih “logis” daripada bahasa non-standar benar-benar bisa dibuktikan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar